DASAR
PEMASARAN
MENDESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN DAN LAYANAN
BAB V
Nama
: Atika Setyaningsih
Kelas
: 1EB17
NPM
: 21213483
FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI SI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, terlebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah tercapai dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan
kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan
berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman
sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah,
mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi
atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Depok, 08 Mei 2014
DAFTAR ISI
5.
MENDESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN, DAN LAYANAN
5.1.
Arti Produk
5.2.
Penggolongan Produk
5.3.
Strategi dan Keputusan Merek dan Kemasan
5.4.
Keputusan Pelayanan
5.5.
Produk Individual dan Lini Produk
5. MENDESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN DAN
LAYANAN
Desain produk
dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan
pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan
mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang
lebih sistematis. Peran seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik
manajer pemasaran, manajer produk, industri dan desain insinyur perancang.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa
produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola
proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain.
Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani
aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan
analisis dan rekayasa.
5.1.
Arti Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen/pembeli. Produk-produk yang
dipasarkan tersebut biasanya meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,
acara-acara, orang, tempat, property, organisasi dan gagasan/ide.
Dalam merencanakan tawaran produk ke pasar, pemasar perlu memikirkan
secara mendalam lima tingkat produk yaitu manfaat inti (core benefit), produk
dasar (basic product), produk yang diharapkan (expected product), produk yang
ditingkatkan (augmented product) dan produk yang berpotensi/potensial
(potencial product). Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan
dan kelimanya membentuk hirearki nilai pelanggan.
5.2.
PENGGOLONGAN PRODUK
Salah satu
strategi untuk menentukan jadwal produksi adalah membuat penggolongan produk.
Pada umumnya penggolongan produk dibagi 3, yaitu:
·
Fast moving
·
Medium moving
·
Slow moving
Penggolongan
produk di atas mengacu pada tingkat pergerakan tiap produk yang dievaluasi pada
kurun waktu tertentu, misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan evaluasi berkala
itu maka kita akan tahu produk-produk apa saja yang frekuensi permintaannya tinggi
dalam kurun waktu 6 bulan.
Misalnya
rata-rata hasil produksi produk X dalam 6 bulan terakhir adalah 2.000 pcs,
produk Y 500 pcs dan produk Z 50 pcs. Dari angka tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa produk X (fast), produk Y (medium) dan produk Z (slow).
Setelah
penggolongan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengurutkan ketersediaan
stok ketiga produk tersebut di gudang in proses atau gudang finish good. Produk
yang menjadi prioritas produksi adalah yang kuantitas stok dibawah buffer stok
yang telah ditetapkan.
Namun demikian
jika buffer stok produk x, y dan z sama-sama berada di bawah jumlah buffer yang
ditetapkan, kita sebaiknya mendahulukan produk x karena produk tersebut
termasuk fast moving.
5.3.
Strategi dan Keputusan Merek dan Kemasan
Produk adalah
semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan
pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi
definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang,
tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut.
Atribut produk
merupakan pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat
yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan
disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya
dan desain.
Merk adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain,
atau suatu kombinasi dari atribut-atribut produk yang dapat memberikan
identitas kepada suatu barang dan membedakan barang tersebut dengan barang yang
lainnya. Setiap barang memiliki merk yang berbeda-beda, begitu juga fungsi merk
bagi pembeli, produsen, maupun pedagang. Beberapa fungsi merk, yaitu:
Ø Bagi
Pembeli : sebagai dasar penentuan pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
Ø Bagi
Produsen : sebagai identitas, promosional, membangun citra produk, dan
mengendalikan pasar
Ø Bagi
Pedagang : untuk pengendalian persediaan, prestos, dan kompetitif
Strategi pengembangan merk, yaitu:
·
Line extension/Perluasan lini produk
Strategi ini menggunakan nama merek yang
sudah ada ditambahkan variasi seperti
diubah ke dalam bentuk baru, ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa
yang baru namun masih dengan nama merek yang sama.
·
Brand extension/Perluasan merek
Strategi ini menggunakan nama merek yang
sudah ada dikembangkan dan diperkenalkan untuk meluncurkan produk baru atau
produk modifikasi.
·
Multi brand/Aneka merek
Strategi ini memperkenalkan banyak merek
baru namun masih dalam kategori
produk yang sama.
·
New brand/Merek baru
Pada strategi ini adalah meluncurkan
merek yang benar-benar baru untuk kategori produk yang baru juga bagi
perusahaan.
KEMASAN
Menurut Kotler, Packaging merupakan proses yang berkaitan
dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. Fungsi
dari kemasan, yaitu:
Ø
Pelindung isi (dari kerusakan, kehilangan, dsb)
Ø
Kemudahan menggunakan produk (alat pemegang, tidak tumpah)
Ø
Pemakaian ulang (dapat diisi kembali, untuk wadah lain)
Ø
Daya tarik (artistic, warna, atau desain)
Ø
Identitas (berkesan kokoh, lembut, atau mewah)
Ø
Distribusi (mudah disusun, dihitung, atau dipindahkan)
Ø
Informasi (informasi isi, pemakaian, kualitas)
Ø
Pengembangan (kemajuan teknologi, daur ulang)
Untuk
meningkatkan penjualan, perusahaan harus memberikan keunikan atau ciri khas
dari produk. Salah satunya yaitu kemasan produk yang mempunyai peranan penting
dalam penjualan. Dimana kemasan bukan hanya sebagai pembungkus, tetapi juga
bisa dijadikan sebagai salah satu alat promosi efektif yang dapat memberikan
informasi kepada konsumen mengenai produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat
kemasan harus dibuat sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik
membeli produk dikarenakan kemasan yang menarik.
Memang kemasan
kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan
membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan
produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat
memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis,
bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu
produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari
kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara
menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi
sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan
produk, image produk juga dapat dibentuk misalnya sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau
tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih suatu produk karena sesuai syarat
yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga
kualitasnya. Konsumen seringkali membeli suatu produk tidak untuk segera
dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang
terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh
cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena
dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan
secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan
didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
5.4
Keputusan Pelayanan
Strategi tentang
merek merupakan cerminan dari strategi perusahaan, dan bahkan dari kebijakan
tentang merek, dapat dibaca berbagai gejala perubahan internal dan eksternal.
Merek telah mengalami evolusi makna, dari sekedar sebuah nama untuk membedakan
suatu produk atau jasa, menjadi wakil dari sebuah obyek, symbol, citra dan
terakhir sebagai gejala terhadap perubahan internal maupun eksternal.
Bagaimana menjelaskan merek sebagai fenomena perubahan internal dan
eksternal ? Mari kita tengok industri rokok untuk melihat keterkaitan strategi
permerekan (branding) dengan lingkungan eksternal dan situasi internal
perusahaan. Para pemain dalam industri rokok tidak hanya menghadapi dinamika
persaingan, tetapi juga harus menghadapi faktor-faktor eksternal yang bukan
hanya terbatas pada konsumen. Bukan seperti industri lainnya yang perhatian
terhadap non konsumen dapat dinomorduakan, pada industri rokok persoalan dengan
stakeholders bukan konsumen sama-sama pentingnya, yang terkadang urusannya bisa
jauh lebih rumit dari pada sekedar mengurusi konsumennya. Industri rokok
menduduki posisi yang unik karena sangat dibutuhkan tetapi sekaligus dibatasi
pertumbuhannya. Pemerintah sangat berkepentingan dengan industri rokok, yang
merupakan kontributor cukai terbesar. Apalagi industri rokok – langsung maupun
tidak langsung – menciptakan lapangan kerja yang sangat besar. Sementara di
sisi lain pemerintah juga berkepentingan untuk mengerem konsumsi rokok demi
alasan kesehatan. Belum lagi tekanan dari masyarakat internasional yang anti
nikotin, dan dituangkan dalam berbagai upaya WHO, yang berpengaruh terhadap
regulasi pemerintah dan gerakan anti nikotin di masyarakat. Inilah yang
dihadapi oleh perusahaan rokok.
Keputusan tentang permerekan merupakan cerminan dari strategi menghadapi
berbagai perubahan eksternal. Salah satu kebijakan strategis mengenai
permerekan adalah kebijakan tentang pemanfaatan merek berdasarkan tingkatannya.
Walaupun dalam implementasinya diterapkan dalam derajat yang berbeda-beda,
secara garis besar pemberian merek terdiri atas dua tingkatan yaitu merek
produk dan merek korporat. Pada permerekan produk individual, merek harus
berjuang sendiri tanpa dukungan dari merek korporat. Dorongan membangun merek
korporat berkaitan dengan masalah perusahaan. Seperti yang dihadapi oleh
industri rokok, identitas korporat perlu diangkat ke atas karena didasari oleh
perubahan pemikiran bagaimana perusahaan dapat diterima oleh masyarakat,
mengingat produk rokok cenderung mempunyai citra negatif.
Sementara dalam
pemberian nama produk dapat digolongkan menjadi permerekan produk individual,
permerekan lini produk, dan permerekan cakupan produk. Dalam permerekan
individual setiap produk diberi nama merek yang ekslusif tanpa dikaitkan secara
jelas dengan nama perusahaan. Strategi ini mengarahkan merek untuk memiliki
nilai-nilai kepribadian, identitas, dan positioning yang unik. Konsekuensinya
pendekatan ini mengharuskan setiap produk baru harus mempunyai suatu merek baru
dan diposisikan untuk segmen pasar yang khusus. Tindakan ini mempermudah untuk
mengevaluasi kinerja merek, evaluasi nilainya, dan keputusan alokasi sumber
dayanya. Kekurangannya adalah kemungkinan terjadinya kanibalisasi, yang terjadi
jika konsumen sasaran tidak terdeferensiasi secara jelas untuk setiap merek dan
disertai positioning yang tidak jelas. Kelemahan lainnya biaya untuk komunikasi
pemasaran yang lebih tinggi. Pemberian nama produk yang berdiri sendiri memang
memiliki beberapa keuntungan diantaranya jika salah satu produk gagal tidak
akan berpengaruh terhadap yang lain. Tetapi investasi setiap produk juga harus
dilakukan sendiri. Pendekatan yang lain adalah permerekan lini produk. Produk
dalam satu lini berada di bawah nama merek yang sama dan memiliki identitas
dasar yang sama dengan sedikit perbedaan untuk masing-masing produk. Skala
ekonomi dalam periklanan dan promosi merupakan kelebihan dari strategi ini, dan
setiap perluasan lini akan memperkuat positioning dan citra merek. Setiap
mengiklankan suatu produk dalam lini tersebut, produk akan meningkatkan
awareness untuk keseluruhan lini. Permerekan cakupan produk merupakan strategi
yang menempatkan sejumlah produk ke dalam kategori yang luas dan dikelompokkan
bersama-sama dalam naungan sebuah nama merek dan dipromosikan ke dalam satu
identitas dasar. Produk tersebut intinya mempunyai merek bersama tetapi
mempunyai tingkat kinerja berbeda. Jadi, salah satu tugas strategi merek adalah
menentukan penempatan tingkatan merek diantara dua kutub yakni permerekan
korporat dan permerekan produk, yang dilandasi kepentingan strategi perusahaan.
Namun dalam banjir informasi, mempertahankan dan memelihara sebuah nama di
benak konsumen menjadi sulit dan mahal. Sehingga permerekan korporat menjadi
trend.
5.5
Produk Individual dan Lini Produk
Manajer lini
produk tersebut biasanya memilih satu atau beberapa jenis produk dalam lini itu
untuk ditonjolkan. Pada saat yang lain, manajer akan menonjolkan jenis produk
lapis atas untuk memberikan gengsi kepada lini produk tersebut. Kadang-kadang
perusahaan menemukan salah satu lapisan lininya laku keras dan lapisan lainnya
tidak laku. Perusahaan tersebut mungkin akan mencoba menaikkan permintaan untuk
produk yang penjualannya lebih lambat, khususnya jika produk tersebut
dihasilkan di pabrik yang menganggur karena kekurangan permintaan.
Manajer-manajer lini produk secara berkala harus mempelajari lini untuk melihat
produk yang tidak menghasilkan lagi sehingga menekan laba. Jenis-jenis produk
yang lemah tersebut dapat dikenali melalui analisis penjualan dan biaya. Pemangkasan
juga dilakukan apabila perusahaan tersebut mengalami kekurangan kapasitas
produksi. Perusahaan-perusahaan biasanya memperpendek lini produknya pada
masa-masa permintaan tinggi dan memperpanjang lininya pada masa-masa permintaan
lambat.
SUMBER :
http://kenalmanajemen.blogspot.com/2013/01/merancang-produk.html
http://nerisarvn.blogspot.com/2013/04/strategi-dan-keputusan-merk-dan-kemasan.html
http://duniaproduksi.blogspot.com/2010/12/penggolongan-produk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar