DASAR PEMASARAN
MANAJEMEN
PENJUALAN DAN PERSONAL SELING
BAB XI
Nama
: Atika Setyaningsih
Kelas
: 1EB17
NPM
: 21213483
FAKULTAS
EKONOMI / AKUNTANSI SI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, terlebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah tercapai dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah,
mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi
atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Depok, 08 Mei 2014
DAFTAR ISI
11. MANAJEMEN
PENJUALAN DAN PERSONAL SELING
11.a.
Peran Pejualan
11.b.
Membangun Armada Penjualan
11.c.
Wiraniaga dan Personal Seling
11.a.
Peran Penjualan
Robert
Louis Stevenson pernah mengatakan bahwa “semua orang hidup dengan menjual
sesuatu.” Perusahaan di selurah dunia menggunakan tenaga penjualan untuk
menjual produk dan layanan kepada pelanggan bisnis dan konsumen akhir.
Penjualan
personal (personal selling) adalah salah satu profesi yang
paling tua di dunia. Orang-orang yang melakukan penjualan mendapat banyak
sebutan: wiraniaga, perwakilan penjualan, manajer distrik, account
executive, konsultan penjualan, sales engineer,
agen, dan account development reps adalah beberapa di
antaranya.
Orang
mempunyai beberapa stereotip dari tenaga penjualan termasuk yang tidak
menyenangkan. ”salesman” mungkin menggambarkan seorang Willy Lomanyang
menyedihkan dalam drama karangan Arthur Miller, Death of a salesman atau
seorang Harold Hill yang menghisap cerutu, suka menepuk punggung dan senang melucu
karangan Meredith Wilson dalam drama musical The Music Man. Contoh-contoh
ini menggambarkan tenaga penjualan sebagai seorang penyendiri, selalu
berkeliling, berusaha menjual produk pada pembeli yang tidak menyadari atau
menginginkannya.
Namun,
tenaga penjualan modern sangat jauh dari stereotip ini. Saat ini, sebagian
besar tenaga penjualan merupakan profesional yang berpendidikan tinggi dan
terlatih denagan baik yang bekerja untuk membangun dan memelihara hubungan
jangka panjang dengan pelanggan. Meraka mendengarkan pelanggan mereka, mencari
kebutuhan pelanggan dan menyusun usaha perusahaan untuk memecahkan permasalahan
pelanggan.
Peranan
Tenaga Penjualan
Penjualan
personal adalah cabang interpribadi dari bauran promosi. Sebagian besar iklan
mengandung komunikasi satu arah dan nonpribadi dengan kelompok konsumen
sasaran. Sebaliknya, penjualan personal meliputi komunikasi dua arah dan
pribadi antara tenaga penjual dan pelanggan individu (tatap muka), melalui
telepon, melalui konferensi video atau web, atau dengan cara lainnya. Penjualan
personal dapat lebih efektif dari pada iklan dalam situasi penjualan yang
kompleks. Tenaga penjual dapat meneliti pelanggan untuk mempelajari lebih
banyak mengenai permasalahan mereka dan kemudian merancang tawaran serta
presentasi pemasaran agar sesuai dengan kebutuhan khusus dari masing-masing
pelanggan.
Mengelola Tenaga Penjualan
Kita
mendefinisikan manajemen tenaga penjualan (sales force management) sebagai
analisis, perencanaan, implementasi dan kendali terhadap aktivitas tenaga
penjualan. Hal ini meliputi penyusunan strategi dan stuktur tenaga penjualan
serta merekrut, memilih, melatih, memberikan kompensasi, mensupervisi, dan
mengevaluasi tenaga penjualan perusahaan.
11.b.
Membangun Armada Penjualan
Manajer
pemasaran menghadapi beberapa pertanyaan mengenai strategi dan rancangan tenaga
penjualan. Bagaimana seharusnya struktur tenaga penjualan dan tugas mereka?
Seberapa besar jumlah tenaga pemasaran? Apakah tenaga penjualan harus menjual
sendiri atau bekerja dalam tim dengan orang lain dalam perusahaan? Haruskah
mereka menjual di lapangan atau melalui telepon atau di web?
Stuktur
Tenaga Penjual
Perusaan
dapat membagi tanggung jawab penjual ke dalam beberapa lini. Keputusan ini
bersifat sederhana apabila perusahaan hanya menjual satu lini produk pada satu
industri dan pelanggan banyak lokasi. Dalam kasus ini perusahaan akan
menggunakan struktur tenaga penjualan teritorial. Namun bila
perusahaan menjual banyak produk kepada beragam jenis pelanggan, mereka mungkin
membutuhkan struktur tenaga penjualan produk, stuktur tenaga penjualan
pelanggan, atau gabungan dari keduanya.
Struktur Tenaga Kerja Teritorial : Dalam struktur
tenaga kerja territorial (territorial sales force
structure), masing-masing wiraniaga ditugaskan pada daerah geografis
tertentu dan menjual seluruh lini produk atau layanan perusahaan kepada seluruh
pelanggan di daerah tersebut.
Organisasi penjualan teritorial sering kali didukung
oleh bayak tingkatan posisi manajemen penjualan. Dimulai dari dasar
organisasi, penjual barang melapor kepada perwakilan
penjualan, yang kemudian melapor pada penyelia pengecer,yang
selanjutnya melapor pada 1 dari 22 manajer penjualan wilayah. Manajer
wilayah lalu melapor kepada 1 dari 4 manajer penjualan umum (Barat,
Pusat, Selatan, dan Timur AS), yang melapor kepada wakil
presiden dan manajer penjualan umum.
Struktur Tenaga Penjualan Produk : Tenaga penjualan harus
mengetahui produk mereka terutama ketika produk itu banyak dan kompleks.
Kebutuhan ini, bersama dengan pertumbuhan manajemen produk, menyebabkan banyak
perusahaan menerapkan struktur
tenaga penjualan produk (product sales force structure), dimana
tenaga penjualan menjual sebagian lini produk.
Meskipun demikian, struktur produk dapat menimbulkan banyak
masalah, jika satu pelanggan besar membeli berbagai produk
perusahaan berbeda.
Struktur Tenaga Penjualan Pelanggan : Sekarang
semakin banyak perusahaan yang menggunakan struktur tenaga penjualan
pelanggan (customer sales force structure). Dimana mereka mengelola tenaga
penjualan beserta lini industri atau pelanggan. Tenaga penjualan terpisah
mungkin bisa di bentuk untuk berbagai industri, untuk melayani pelanggan lama
atau menemukan pelanggan baru, dan untuk akun utama atau akun reguler. Banyak
perusahaan bahkan mempunyai tenaga penjualan khusus yang bertugas menangani
kebutuhan pelanggan besar individual.
Struktur Tenaga Penjualan Kompleks : Ketika
perusahaan menjual ragam produk yang luas kepada berbagai jenis pelanggan pada
wilayah geografis yang luas, perusahaan sering menggabungkan beberapa jenis
struktur tenaga penjualan. Tenaga penjualan dapat dispesialisasikan berdasarkan
pelanggan dan wilayah, berdasarkan produk, dan pelanggan. Tidak ada satu
struktur yang paling baik untuk semua perusahaan dan situasi. Masing-masing
perusahaan harus memilih struktur wiraniaga yang terbaik dalam melayani
kebutuhan pelanggannya dan sesuai dengan seluruh strategi pemasaran.
11.c.
Wiraniaga dan Personal Seling
Perusahaan mungkin memiliki tenaga
penjualan luar atau tenaga penjualan lapangan (outside
salesforce/field sales force),tenaga penjualan dalam (inside sales
force), atau keduanya. Wiraniaga luar bepergian untuk mengunjungi
pelanggan di lapangan. Wiraniaga dalam mengadakan bisnis dari kantor mereka
melalui telepon, Internet, atau kunjungan dari pembeli.
Beberapa wiraniaga
dalam memberikan dukungan untuk wiraniaga luar, membebaskan mereka untuk
menghabiskan lebih banyak waktu guna melakukan penjualan kepada akun utama dan
menemukan calon palanggan baru. Contohnya,personel pendukung penjualan
teknis memberikan informasi teknis dan menjawab pertanyaan pelanggan.
Asisten penjualan memberikan dukungan administratife untuk wiraniaga luar.
Mereka menelpon dan membuat janji, menindaklanjuti pengiriman, dan menjawab
pertanyaan pelanggan ketika wiraniaga luar sulit dihubungi.
Wiraniaga dalam lainya
melakukan lebih dari sekedar memberikan dukungan. Telemarketer (pemasaran
jarak jauh) dan penjual Web menggunakan telepon dan Internet
untuk menemukan petunjuk baru dan menilai calon pelanggan atau menjual dan
melayani akun secara langsung. Pemasaran jarak jauh(telemarketing) dan
penjualan Web bisa sangat efektif, cara yang lebih murah untuk melakukan
penjualan kepada pelanggan kecil yang lebih sulit dijangkau. Bergantung
komplekfitas produk dan pelanggan, misalnya, seorang telemarketerbisa
membuat 20 sampai 33 hubungan dengan pembuat keputusan sehari, dibandingkan
dengan rata-rata empat hubungan yang dapat dilakukan wiraniaga luar. Dan
sementara rata-rata kunjungan panjualan lapangan bisnis ke bisnis menelan
biaya $329 atau lebi, biaya telepon telemarketing rutin hanya
sekitar $5 dan telepon kompleks sekitar $20.
Untuk sejumlah
perusahaan kecil, telepon dan penjualan Web mungkin menjadi pendekatan
penjualan utama. Meskipun demikian, perusahaan besar juga manggunakan taktik
ini, baik untuk menjual secara langsung kepada pelanggan kecil dan menengah
maupun untuk membantu pelanggan besar. Contohnya, Avaya, perusahaan
telekomunikasi global bernilai $5 miliar, baru-baru ini membekuk wiraniaga telemarketing untuk
melayani akun yang lebih kecil, lebih rutin, dan lebih kompleks.
Wiraniaga telemarketing ini tidak hanya melakukan pekerjaanyang lebih
baik untuk menjual kepada akun kecil, tetapi juga membebaskan wiraniaga luar
Avaya untuk memusatkan perhatian mereka kepada pelenggan dan calon pelanggan
bernilai paling tinggi yang dimiliki perusahaan. Hasilnya, perusahaan mengalami
40 persen penjualan lebih tinggi di wilayah yang menggunakan penjualan lewat
telepon
Penjualan Tim Ketika
produk menjadi semakin kompleks, dan ketika pelanggan tumbuh lebih besar dan
lebih menuntut, seorang wiraniaga saja tidak dapat menangani semua kebutuhan
pelanggan besar. Justru, kini kebanyakan perusahaan menggunakan penjualan
tim (team selling) untuk melayani akun besar dan kompleks. Tim
penjualan bisa mengungkap masalah, solusi, dan peluang penjualan yang tidak
dapat dilakukan wiraniaga individual. Tim seperti itu dapat meliputi ahli dari
semua wilayah atau tingkat perusahaan penjualan, pemasaran, teknis dan
pelayanan pendukung, R&D, rekayasa, operasi, keuangan, dan yang lainya.
Dalam situasi penjualan tim, wiraniaga berubah dari “pemain solo” menjadi
“dirigen orkestra.”
Dalam banyak kasus, perubahan menuju penjualan tim
mencerminkan perubahan yang sama dalam organisasi pembelian pelanggan. “Saat
ini, kami memerlukan tim orang-orang pembelian, dan kami memerlukan kekuatan
lebih dari pihak kami,” kata seorang wakil presiden penjualan. “Satu wiraniaga
tidak bisa mengerjakan semuanya, tidak bisa menjadi ahli dalam segala hal yang
kami hantarkan kepada pelanggan. Kami mempunyai tim akun strategis, dipimpin
oleh manajer bisnis pelanggan, yang pada dasarnya
adalah quarterback kami.”
Personal Seling
Proses
penjualan (selling process) terdiri dari beberapa tahap yang harus
di kuasai wiraniaga. Langkah-langkah ini memfokuskan diri pada tujuan
mendapatkan pelanggan baru dan menghabiskan banyak waktu mereka.
Langkah-langkah
dalam Proses Penjualan :
1.
Memilih dan Menilai Prospek
Langkah
utama dalam proses penjualan adalah memilih prospek (prospecting),
mengidentifikasikan pelanggan potensional yang berkualitas. Pendekatan terhadap
pelanggan potensial yang benar amat penting bagi keberhasilan penjualan.
Seperti yang dinyatakan seorang ahli: “Jika tenaga penjualan mulai mengejar
setiap orang yang masih bernafas dan tampaknya memiliki anggaran. Anda
mengambil risiko mngumpulkan sederet pelanggan yang memerlukan pelayanan mahal
dan sulit dipuaskan setra tidak pernah merespons proposisi nilai apapun yang
anda tawarkan.” Ia melanjutkan, “solusi terhadap masalah ini bukanlah ilmu
roket. Anda harus melatih wiraniaga untuk secara aktif mencari calon pelanggan
yang tepat.” Ahli lain menyimpulkan. “meningkatkan efektivitas memilih prospek
anda adalah cara tercepat untuk mendorong penjualan anda.”
2. Prapendekatan
Sebelum
mengunjungi calon pelanggan, wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin tentang
organisasi (apa yang diperlukan, siapa yang terlibat dalam pembelian) dan
pembelinya (karakteristik dan gaya pembelian mereka).
3. Pendekatan
Selama
langkah pendekatan (approach), wiraniaga
harus mengetahui cara bertemu dan memberi salam kepada pembeli dan memulai
hubungan dengan baik. Langkah ini memerlukan penampilan wiraniaga yang baik,
kalimat pembuka, dan cacatan untuk tinjak lanjut. Kalimat pembuka harus positif
untuk membangun itikad baik dari awal hubungan.
4. Presentasi
dan Demontrasi
Selama
langkah presentasi (presentation) dalam
proses penjualan wiraniaga menceritakan “kisah” produk kepada pembeli,
menyajikan manfaat produk bagi pelanggan dan memperlihatkan bagaimana produk
itu menyelesaikan masalah pelanggan. Wiraniaga mencari solusi lebih sesuai
dengan konsep pemasaran saat ini dari pada wiraniaga yang gigih menjual atau
wiraniaga murah senyum. Saat ini pembeli menginginkan solusi, bukan senyum:
hasil, bukan omong kosong. Mereka menginginkan wiraniaga yang mendengarkan
kekhawatiran mereka, memahami kebutuhan mereka, dan merespon produk dan jasa
yang benar.
5. Mengatasi
Keberatan
Pelanggan
hampir mengajukan keberatan selama presentasi atau ketika diminta menempatkan
pesanan. Dalam mengatasi keberatan (handling
objection)wiraniaga harus menggunakan pendeketan positif, mencari keberatan
tersembunyi, meminta pembeli mengklarifikasi semua keberatan, menganggap
keberatan sebagai kesempatan untuk menyediakan lebih banyak informasi, dan
mengubah keberatan menjadi alasan pembeli. Semua wiraniaga memerlukan pelatihan
keahlian mengatasi keberatan.
6. Penutupan
Beberapa
wiraniaga tidak dapat menutup (closing) atau
tidak menanganinya dengan baik. Mereka mungkin kurang yakin, merasa bersalah
karena meminta pesanan, atau gagal mengenali saat yang tepat untuk menutup
penjualan. Wiraniaga harus tahu cara mengenali tanda penutupan dari pembeli,
termasuk gerakan fisik, komentar, dan pertanyaan.
7.Tindak lanjut
Langkah
terakhir dalam proses penjualan tindak
lanjut (follow-up),penting jika wiraniaga ingin memastikan
kepuasan pelanggan dan mengulangi bisnis. Tepat setelah menutup penjualan,
wiraniaga harus melengkapi berbagai detail tentang waktu pengiriman,
persyaratan pembelian, dan masalah lainya.
Referensi :
http://rifqibahtiar89.blogspot.com/2012/12/penjualan-personal-dan-promosi-penjualan_24.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar