Kamis, 27 Maret 2014

Perekonomian Indonesia Era Orde Lama,Orde Baru dan Reformasi

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA


Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan yang lebih baik.


Masa Orde Lama (1945-1966)
Pada orde lama terjadi pasca kemerdekaan (1945-1950). Kondisi ekonomi pada saat ini sangat terpuruk disebabkan karena inflasi yang sangat tinggi. Peredaran beragam jenis mata uang membuat situasi ekonomi tidak terkendali. Mata uang yang berlaku pada awal-awal kemerdekaan adalah mata uang De Javasche Bank. De Javasche Bank adalah mata uang Hindia Belanda dan mata uang yang digunakan pada waktu jaman penjajahan Jepang.
Pada jaman orde lama,sistem perekonomian Indonesia mengalami beberapa kali perubahan , berikut penjelasannya :

1.   Sistem Demokrasi Liberal (1950-1957)
Sistem demokrasi liberal ini ternyata tidak dapat memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia yang pada saat itu masih baru merdeka. Kondisi yang diakibatkan pengusaha pribumi belum siap bersaing dengan pengusaha dari luar negeri terutama pengusaha dari China. Berikut usaha pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut :
·         20 Maret 1950. Gunting Syarifuddin mengurangi jumlah mata uang yang beredar dengan tujuan agar tingkat harga mengalami penurunan.
·         Membatasi jenis barang impor dan memberikan resensi impor, serta pinjaman kredit pada pengusaha pribumi dengan harapan agar mereka dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional.

2.   Sistem Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

Sistem demokrasi terpimpin muncul atas dampak dikeluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sistem ekonomi ini menjurus pada sistem etatisme, yaitu campuran tangan pemerintah yang mengatur segalanya dengan menggunakan mazhab sosialisme.
Sistem ini diharapkan dapat membawa kemakmuran bersama atas dasar persamaan baik dalam hal social,politik dan ekonomi. Namun sayang, kebijakan dalam sistem ekonomi tersebut belum dapat memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia, seperti berikut :
·         Pada tanggal 25 Agustus 1959, diumumkan menurunnya nilai uang Rp 500,- menjadi Rp 50,-, uang Rp 1000,- menjadi Rp 100,-. Simpanan uang di Bank melebihi Rp 25.000,- dibekukan.
·         Dibentuknya DEKON (Deklarasi Ekonomi) dengan tujuan mencapai tahap ekonomi sosialis dengan cara terpimpin. Namun hal tersebut justru mengakibatkan stagnasi,harga barang-barang naik mencapai 400% , yaitu pada tahun 1961-1962.
·         Tindakan pemerintahan yang bertujuan menekan inflasi malah menyebabkan inflasi meningkat.
·         Terjadi pemborosan pengeluaran pleh pemerintahan,menyebabkan semakin memperparah tindakan moneter.
Buruknya kondisi perekonomian Indonesia jaman Orde lama, disebabkan pula oleh kondisi politik yang memanas dan keterbatasan factor-faktor produksi.

Masa Orde Baru (1966-1997)

Pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto memberikan kebijakanpembangunan jangka panjang dalam usaha meningkatan perekonomian. Program pembangunan lima tahun yang menitik beratkan pada pembangunan perekonimian di sector pertanian telah mengantarkan Indonesia sebagai negara swasembada pangan. Dampak krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 memaksa Indonesia untuk bebenah dan melakukan reformasi pada segala bidang termasuk ekonomi.

Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah peralihan menetapkan beberapa langkah perioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut :
a.      Memerangi inflasi
b.      Mencukupkan stok cadangan bahan pangan terutama beras
c.       Merehabilitasi prasarana perekonomian
d.      Meningkatkan ekspor
e.       Menyediakan/menciptakan lapangan kerja
f.        Mengundang kembali investor asing



Masa Reformasi (1998-sekarang)

Pada masa reformasi ini perekonomian indoensia ditandai dengan krisis monoter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kea rah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah duperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%.
Pada tahun 1998 hampir seluruh sector mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berebeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :
a.      Faktor produksi
b.      Faktor investasi
c.       Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
d.      Faktor kebijakan moneter dan inflasi
e.       Faktor keuangan negara











v PENDAPAT

Sesuai dengan penjelasan diatas kita menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dari masa orde lama,orde baru sampai sekarang ini mengalami beberapa gejolak ekonomi yang masih jatuh bangun. Pemerintah mengalami masa yang sulit untuk membangun ekonomi Indonesia semua usaha telah di kerahkan mulai dari mas aorde lama, dimana kondisi ekonomi di negara kita sangat buruk karena kita baru merdeka banyak factor-faktor yang menyebabkan kondisi ekonomi kita memburuk salah satu di antaranya, karena peredaran beragam jenis mata uang yang menyebabkan inflasi sangat tinggi, menurut teori moneter,banyaknya jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi kenaikan tingkat harga, adanya blockade ekonomi oleh belanda untuk menutup pintu perdagangan luar negeri,dan juga keterbatasan akan fakto-faktor produksi,belum lagi dari segi politik yang juga berperan memperburuk sistem ekonomi Indonesia pada saat itu.

Lain hal di masa orde baru, sebenarnya terlihat sedikit penerangan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pemerintah lebih focus tehadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi social.Namun di balik itu semua terbukti dengan jumlah orang miskin masih besar dan kesenjangan ekonomi dan social cenderung melebar membuat rakyat merasa ditipu mentah-mentah oleh pemerintah yang memicu terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 karena rakyat merasa pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata,pembangunan yang dilakukan hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat ditambah dengan KKN yang membuat masyarakat jengah terhadap pemerintah. Pembangunan pada masa orde baru hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata tanpa diimbangi dengan kehidupan politik,social,dan ekonomi yang adil.

Sistem ekonomi Indonesia pada era reformasi mengalami perbaikan yang cukup baik dengan adanya pertumbuhan PDB yang mulai positif,inflasi dan tingkat suku bunga mengalami penurunan. Bukanlah tugas yang mudah  untuk pemipin pada saat itu setelah lengsernya kekuasaan Soeharto yang meninggalkan begitu banyak masalah bahkan hutang-hutang negara yang sampai sekarang belum bisa teratasi sepenuhnya.maka dari itu memerlukan penyelesaian secara bertahap untuk membangun kembali perekonomian Indonesia menuju yang lebih baik

Referensi:








Kamis, 20 Maret 2014

Negara Kecil Yang Mengagumkan



Switzerland atau yang lebih dikenal dengan Swiss adalah Negara yang memiliki luas tanah sekitar 41.325 km2, kira-kira sepertiga dari luas pulau Jawa. . Tapi dia bisa menjadi negara yang kaya raya dan makmur. Swiss memiliki pasar modern yang stabil, dengan nominal perkapita (GDP) yaitu, $67.384  lebih tinggi dari ekonomi negara-negara besar Eropa, Amerika dan Jepang, maka Swiss menduduki rangking ke 6 di belakang Luxembourg, Norwegia, Qatar, Islandia dan Irlandia. Dalam Global Competitiveness Report yang dikeluarkan The World Economic Forum memberikan peringkat ekonomi Swiss sebagai yang paling kompetitif di dunia. Pada abad 20 ini Swiss adalah negara terkaya di Eropa dengan marjin yang bisa diperhitungkan.

Perkembangan Perekonomian Swiss

Ekonomi Swiss mungkin terus berkembang pada kuartal pertama karena permintaan domestik dan ketika banyak negara tetangga yang dilanda resesi.Menurut data  median dari 17 responden dalam survei Bloomberg News kemungkinan bruto Produk domestik naik 0,2 persen di kuartal pertama dari tiga bulan sebelumnya kejadian ini sangat kontras dengan kawasan euro sekitarnya, yang telah menderita  karena resesi selama enam kuartal. Jerman, yang memegang gelar perekonomian terbesar di eropa  hanya mengalami peningkatan sebesar 0,1 persen pada kuartal pertama.
The Swiss National Bank (SNBN) telah melindungi  perekonomiannya  dari dampak kemerosotan yang melanda di wilayah euro dengan nilai  mata uangnya 1,20 franc per euro. Kebijakan itu  telah membantu memastikan Swiss hanya mengalami kontraksi di satu kuartal sejak kebijakan  itu diberlakukan pada bulan September 2011, dan tingkat pengangguran sekitar seperempat dari  jumlah pengangguran di  blok 17-negara. “Kuartal terakhir memiliki hasil lebih baik daripada yang sebelumnya  dan pertanyaannya adalah “apakah Swiss mampu mengkapasitasi  seluruh Eropa pada kecepatan yang sebanding,” kata Reto Huenerwadel, seorang ekonom senior di UBS AG (UBSN) di Zurich. “sektor  swasta saat ini  berkembang dengan peningkatan  di atas tren, dan pertanyaannya lagi adalah “apakah peningkatan ini bisa bertahan  dari pasar dimana sekarang sedang di bantu oleh perenggangan disegi  tenaga kerja.”Permintaan domestik menyumbang sekitar 57 persen dari pertumbuhan tahun lalu, sementara ekspor bersih yang naik 10 persen.

Strategi Pertumbuhan

            Swiss juga memiliki kelemahan dari segi sumber daya alamnya yang mengalami kelangkaan, memaksa Swiss untuk memfokuskan produksinya pada produk khusus yang berkualitas tinggi yang dapat menembus pasar internasional. Strategi seperti inilah yang berhasil menempatkannya sebagai salah satu negara terkaya di Eropa . Tiga pilar industri Swiss yang berbasis pada ilmu pengetahuan (science-based industries), yaitu meliputi farmasi, bioteknologi dan speciality chemicals – mencapai kesuksesannya berkat pendekatan strategi ini. Hal ini juga didukung oleh kemajuan perkembangan teknologi di bidang material science, teknologi mesin, teknologi listrik dan komunikasi.Mereka mampu menutupi kelemahan mereka menjadi suatu kelebihan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi negara mereka karena bagi Swiss pertumbuhan perekonomiannya sangat bergantung pada perdagangan internasional.

Sistem Perekonomian Swiss

            Kecenderungan penurunan pertumbuhan ekonomi baru-baru ini tidak terlalu memberikan dampak berarti di Swiss. Negara ini memiliki sistem ekonomi liberal, institusi dan mata uang yang kuat, serta tetap menjadi salah satu negara yang paling menarik di Eropa sebagai tempat tujuan membangun bisnis jasa atau industri bernilai tambah yang tinggi. Swiss memiliki kondisi ekonomi yang paling kompetitif di dunia, berkat beban pajak yang ringan, undang-undang yang adil dan dapat diandalkan, infrastruktur yang berkualitas, dan pekerja yang sangat terampil. Kebijakan perekonomian Swiss berlandaskan pada perdagangan bebas, tanpa kuota impor, dimana satu-satunya perkecualian adalah untuk hasil pertanian – namun saat ini mulai perlahan-lahan dikurangi pengetatan jumlah kuotanya, sebagai dampak penandatanganan perjanjian dengan Uni Eropa (UE).

Ekonomi Swiss telah menarik banyak perusahaan global. Selain lokasinya yang sangat menguntungkan di pintu masuk antara Eropa utara dan selatan, negara ini menawarkan kebijakan perdagangan bebas yang efisien, perlindungan yang unggul atas hak kekayaan intelektual, dan keamanan yang optimal bagi penduduk maupun properti.Walaupun negara yang terkurung oleh daratan ini bukan merupakan anggota Uni Eropa, negara ini menjaga hubungan yang sangat dekat dengan para negara tetangganya di Eropa. Berbagai perjanjian bilateral telah ditandatangani untuk sebagian besar industri dan banyak hukum di Swiss kini "kompatibel dengan Eropa".

Impor Swiss sebagian besar merupakan bahan mentah, yang kemudian setelah melalui proses pengolahan, diekspor sebagai suatu produk dengan kualitas tinggi. Banyak Produk Swiss yang terus bertumbuh dan terkenal, yaitu dari  sektor perbankan dan asuransi, pembuatan jam tangan, coklat, farmasi, sektor makanan, bioteknologi, perdagangan bahan mentah, anggur, dan pariwisata.
Nilai properti terus menerus meningkat selama beberapa tahun di banyak wilayah - kota utama (khususnya Genewa dan Zurich), pinggiran pantai Danau Genewa, dan Pennine Alps. Fokus Swiss untuk melindungi lingkungan dan menjaga keragaman budaya membuat negara ini menjadi tempat yang sangat baik untuk menanam investasi di bidang properti dalam jangka panjang.


Peta Perekonomian Swiss

Dari sudut geografis, Seperti terdapat pada gambar di atas. Swiss tidak memiliki wilayah laut pada keempat sisinya, negeri yang terkenal dengan coklat olahannya ini , berbatasan langsung dengan negara-negra tetangganya. Di sebelah barat, Swiss berbatasan dengan Prancis, di sebalah timur berbatasan dengan Austria,di sebelah utara berbatasan dengan Jerman, dan di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Italia. Walaupun secara geografis wilayahnya hanya meliputi 0,028% dari total luas daratan dunia, namun Swiss diakui sebagai salah satu pusat keuangan yang terbaik di dunia.

Keberhasilan Swiss ini didorong oleh letaknya yang strategis di tengah-tengah Eropa, stabilitas politiknya, nilai tukar mata uangnya yang tinggi, tingkat inflasinya yang rendah, ketatnya Undang-undang perlindungan kerahasiaan perbankannya, dan pusat jasa keuangannya yang teratur dan maju. Dua bank terbesarnya, yakni UBS dan Credit Suisse, menguasai dua pertiga sektor perbankan Swiss. Perbankan  menyerap sekitar 3% jumlah angkatan kerja Swiss.

Mata Pencaharian

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa Swiss sendiri tidak memiliki sumber daya alam yang bisa diandalkan sebagai mesin pemutar perekonomian mereka , jadi umumnya penduduk swiss tentunya sektor industri yang menjadi salah satu mata pencaharian mereka .

Sumber Daya Manusia

Hebatnya, kendati sumber daya alamnya pas-pasan, Swiss adalah negara amat kaya. Pendapatan per kapita nominalnya mencapai 58,000 dollar Amerika. Ini menempatkan Swiss di urutan ketujuh di dunia. Mengapa Swiss bisa menjadi Negara kaya? Secara alami penduduk Swiss memiliki karakter pendamai dan suka mempertahankan kenetralannya. Di samping itu mereka adalah orang-orang yang menjunjung tinggi keahlian dalam manufaktur alat-alat dengan presisi tinggi. Industri jam Swiss menjadi industri yang telah ratusan tahun menjadi tradisi industri keluarga di Swiss. Pasar internasional bahkan sangat bangga ketika menggunakan produk-produk dengan presisi tinggi dari Swiss.

Kunci keberhasilan Swiss ialah kemampuan mereka menangani sumber daya manusia sehingga mereka mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi dan menyampaikan ke pasar internasional dalam perdagangan dunia. Berbagai jenis mesin, elektronik, produk kimia, instrumentasi ketelitian, asuransi, jasa perbankan, dan wisata adalah produk-produk unggulan Swiss dalam ekspor. Produk Swiss unggul di pasar dunia karena memiliki diferensiasi serta mutu yang terjaga. Lebih dari itu, produk Swiss mengantongi repurtasi sangat tinggi dan menjadi brand kelas dunia.

Semua hal tersebut menunjukkan, pemerintah Swiss ekstra cermat menangani sumber daya manusia mereka untuk terus menciptakan nilai tambah agar setiap produk mereka memiliki energi untuk berkompetisi di era globalisasi ini. Swiss sadar benar tentang makna rivalitas di dunia yang makin dahsyat. Mereka sadar, tanpa kekhasan, diferensiasi, dan penjagaan kualitas, mereka akan menjadi pecundang.



 Referensi :