PENGANTAR BISNIS
KEWIRASSWASTAAN DAN PERUSAHAAN KECIL
BAB IV
Nama :
Atika Setyaningsih
Kelas :
1EB17
NPM :
21213483
FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI SI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami
dapat diperkenankan menyelasaikan Makalah Pengantar Bisnis ini.
Selain sebagai tugas, Makalah ini dibuat
untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang Kewiraswastaan dan Perusahaan
Kecil. Pemahaman tentang Pengertian Kewiraswastaan,
Kewirausahaan, dan Wiraswastaan, Cara Memasuki Perusahaan Kecil,
Perkembangan Franchising di Indonesia, Ciri-ciri Perusahaan Kecil, dan
Perbedaan antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk. Fitriansyah
Hambali, SE, MM. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Bisnis dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Banyak
sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu, sarana,
dan lain-lain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata-mata karena
kemampuan saya, banyak pihak yang mendukung dan membantu saya. Dalam kesempatan
ini, penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah
membantu.
Saya harapkan makalah
ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika ada kesalahan dalam makalah
ini saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik
lagi.
Jakarta, 08 Oktober 2013
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...........
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………….........…...
BAB I.
Pendahuluan ……………………………………………………………………..........…………
A.
Latar
Belakang………………………………………………………….........……………….
B.
Rumusan
Masalah………………………………………………….........……………………
BAB II.
Pembahasan………………………………………………………………….........……………..
A.
Pengertian Kewirasswastaan,Wirasswasta,Wirasswasta……………............………………….
B.
Perusahaan Kecil
dalam Lingkungan Perusahaan……………………….……….............……..
C.
Perkembangan
Franchising indonesia………………………………………………….............
·
Memilih Usaha
dengan Waralaba.…………………………………………….............
·
Jenis-Jenis
Usaha Waralaba…….……………………………………………….........
D.
Ciri-Ciri
Perusahaan Kecil……………….…………………...……………………….............
E.
Perbedaan antara
Kewirausahaan dan bisnis kecil...……………………………………............
BAB III.
Penutup…………………………………………………………….........……………………...
A.
Kesimpulan…………………………………………………….........………………………..
Daftar Pustaka ……………………………………………………………........………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Salah
satu alasan berlangsungnya aktivitas ekonomi adalah terjadinya
ketidakseimbangan. Dalam hal lapangan kerja, ketidakseimbangan tersebut juga
terjadi. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi yang pesat memerlukan penambahan
tenaga kerja untuk mengelolanya. Di sisi lain, keahlian dan spesifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan belum tentu dapat dipenuhi oleh orang yang membutuhkan
pekerjaan. Dengan pertambahan penduduk dunia pada umumnya atau di suatu negara
khususnya, laju pertambahan jumlah tenaga kerja yang tersedia seringkali
melampaui jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya, penciptaan
lapangan kerja sendiri nampaknya merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat di
tawar lagi. Dalam hal inilah, wiraswasta merupakan alternatif penyelesaian.
Pentingnya peran wiraswasta ditunjukkan dengan semakin luasnya distribusi peran
wiraswasta di semua aspek kehidupan. Di negara berkembang kewiraswastaan bahkan
merupakan tiang penyangga dunia usaha dan industri.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a)
Apa
perbedaan Kewiraswastaan, kewirausahaan, wiraswastawan?
b)
Bagaimana
cara memasuki perusahaan kecil ?
c)
Bagaimana
perkembangan franchising di Indonesia ?
d)
Jelaskan
ciri – ciri perusahaan kecil ? Sebutkan !
e)
Apa
perbedaan antara kewirausahaan dan bisnis kecil ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kewiraswastaan adalah
kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan menginvestasikan dan
mempertaruhkan uang, waktu, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan
menjadikannya berhasil.
Kewirausahaan yaitu perilaku yang mencakup
perilaku berinisiatif (initiative taking), perilaku mengorganisasi dan
mereorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah sumber daya atau
situasi praktis, serta perilaku menerima risiko atau kegagalan. Istilah
tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Antillon pada tahun 1755.
Istilah ini semakin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say untuk
menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomis
dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi
dan menghasilkan lebih banyak lagi.1. Kewiraswastaan , wiraswasta,
wiraswastawan.
Wiraswastawan adalah orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya atau lebih singkatnya adalah orang yg membuka lapangan pekerjaannya
sendri. ATAU Wiraswastawan adalah
pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada
umumnya yaitu pribadi yang memiliki kemamapuan untuk :
*
Berdiri
diatas kekuatan sendiri.
*
Mengambil
keputusan untuk diri sedniri
*
Menetapkan
tujuan atas dasar pertimbagan sendiri
*
Menggerkan
perekonomian masyarkat untuk maju kedepan
*
Mengambil
resiko
*
Memanfaatkan
kesempatan usaha yang ada
*
Supel,
pleksibel dalam bergaul, mampu dan mau menerima kritik membangun dan melakukan
komunikasi yang efektif dengan orang lain.
Ø
Mengkoordinasi
pengelolaan penanaman modal atau sarana produksi
Ø
Menggerakan
orang lain dengan berbagai keahlian untuk membantunya mencapai tujuan usaha.
Ø
Memperkenalkan
fungsi factor produksi baru.
Ø
Berespon
secara kreatif dan inovatif, memiliki pandangan kedepan, cerdik, lihai dapat
menanggapi situasi yang berubah-rubah serta tahan terhadap situasi yang tidak
menentu.
Ø
Menghasilkan
sesuatu yang dapat dijual atau ditukarkan dalam rangka memperoleh pendapatan
atas usahnya.
Ø
Belajar
dari pengalaman
Ø
Memiliki
semngat bersiang yang kuat
Ø
Berorientasi
pada kerja kerasmemiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugas
Ø
Memiliki
rasa pecaya diri dan yakin terhadap kemampuan sendiri
Ø
Memiliki
motovasi berprestasi dan kemampuan untuk menjadi pemimpin
Ø
Menguasai
berbagai penegtahuan, keterampilan dalam menysun, menjalankan dan mencapai
tujuan organisasi usaha, menguasai manajemen umum dan mengusai berbagai bidang
penegtahuan lain yang menyangkut dunia usaha.
Ø
Tingkat
energinya tinggi
Ø
Tegas
Ø
Memperhatikan
lingkungan social untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang.
Ø
1.
Ada beberapa
kesimpulan tentang wirausaha
Joseph
C. Shumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan
ekonomi dan fungsinya adalah untuk melakukan inovasi atau menciptakan
kombinasi-kombinasi baru. Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut
dengan creative destruction terhadap
keseimbangan pasar. Inovasi yang diciptakan oleh wirausaha akan menghancurkan
keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk kemudian mencapai keseimbangan baru
dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi tersebut.
Seorang
wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya
untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat, dan lingkungannya.
Terdapat
tiga aspek dasar yang ditekankan ketika Anda ingin menjadi seorang
entrepreneur: melibatkan proses kreasi, pengorbanan waktu dan usaha, serta
reward (hasil).
Terdapat
sembilan karakteristik tingkah laku seorang wirausaha, antara lain sifat
instrumental, prestatif, keluwesan bergaul, kerja keras, keyakinan diri,
pengambilan risiko, swakendali, inovatif, serta kemandirian.
McClelland
mengatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang memiliki dorongan
berprestasi yang kuat. Hal ini terlihat dari tingkah laku wirausaha, di
antaranya kebutuhan berprestasi, rasa tanggung jawab yang tinggi, pemilihan
risiko yang moderat, adanya persepsi terhadap keyakinan sukses, menghadapkan
umpan balik sebagai dorongan, energik, berorientasi masa depan, memiliki
keahlian organisasi, serta orientasi uang sebagai simbol keberhasilan.
Steade,
et.al. mengatakan bahwa terdapat 5 tingkah laku berkualitas dari wirausaha,
purposeful, persuasive, persisten, persumptuous, dan perceptive.
Terdapat
faktor-faktor khusus dalam pembentukan sifat seorang wirausaha. Faktor tersebut
adalah nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga kepada seorang anak.
Intrepreneur
merupakan wirausaha yang ada di dalam lingkungan perusahaan.
Integritas
merupakan persoalan krusial bagi keberhasilan pribadi dan bisnis. Banyak orang
cenderung melihat faktor-faktor di luar diri mereka sebagai penyebab
penyimpangan karakter. Padahal pengembangan integritas sebenarnya menjadi tugas
dalam diri setiap orang. Tiga hal penting mengenai integritas yang
berbeda dari pandangan umum, antara lain integritas tidak ditentukan oleh
lingkungan, tidak berdasarkan kedudukan, dan tidak disamakan dengan
reputasi.
Pada
umumnya wirausaha memiliki lima karakteristik, yaitu mereka sangat bersemangat
dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru dengan tetap selalu waspada,
mengejar peluang dengan disiplin yang ketat, hanya mengejar peluang yang sangat
baik dan menghindari mengejar peluang lain yang melelahkan diri dan organisasi
mereka, fokus pada pelaksanaan khususnya yang bersifat adaptif, serta
mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.
Terdapat
beberapa faktor yang memotivasi seseorang menjadi wirausaha, antara lain
foreignrefugee,
corporate refugee, paternal refugee, feminist refugee, housewife refugee, society
refugee, serta educational refugee
Usaha
kecil adalah suatu bentuk usaha yang tidak bergantung pada pemilik dan
manajemennya, serta tidak mendominasi pasar di mana ia berada (Lupiyoadi,
2004).
Tiga
aspek yang penting dalam menjelaskan kontribusi bisnis skala kecil ini bagi
suatu negara, antara lain penciptaan lapangan kerja, inovasi, serta pengaruh
bagi bisnis besar.
Bentuk-bentuk
usaha kecil yang populer, antara lain jasa, retailing, grosir/distribusi,
agribisnis, serta produksi atau manufaktur.
Beberapa
alasan keberhasilan seorang wirausaha, antara lain kerja keras, kekuatan tekad,
dedikasi, berhasil memenuhi permintaan pasar, juga mempunyai kemampuan
manajemen.
Beberapa
alasan gagalnya usaha kecil, antara lain kurangnya pengalaman dan kemampuan
dalam mengelola bisnis, lemahnya sistem kontrol, serta kurang modal.
Usaha
yang sedang berkembang pesat dengan pertumbuhan jumlah personel dan operasi
pasarnya, perlu memformalkan perencanaannya karena beberapa hal, antara lain
derajat ketidakpastian, tingkat persaingan, serta jumlah dan jenis pengalaman
wirausaha (kurangnya pengalaman baik dalam teknologi maupun bisnis).
Terdapat
5 langkah yang harus diikuti dalam perencanaan strategis, antara lain
menguji/menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), memformulasikan strategi
perusahaan jangka panjang dan pendek (misi, tujuan, strategi, dan kebijakan),
menerapkan rencana strategi (program, anggaran, prosedur), mengevaluasi kinerja
strategi, melakukan follow up (menindaklanjuti) umpan balik atau feedback yang
berkesinambungan.
Terdapat
5 faktor pendorong kegiatan manajemen strategis suatu perusahaan yang sedang
berkembang, antara lain permintaan akan waktu manajemen strategis, kecepatan pengambilan
keputusan, problem politis internal, ketidakpastian lingkungan, serta visi
wirausaha.
Terdapat
beberapa alasan yang menjadi penyebab perencanaan kurang baik, antara lain
keterbatasan waktu, kurangnya pengetahuan, kurangnya keahlian atau keterampilan,
kurangnya kepercayaan dan keterbukaan, adanya persepsi bahwa perencanaan itu
berbiaya tinggi sehingga cenderung menghindari perencanaan.
Michael E. Porter telah mencatat lima kesalahan fatal para
wirausaha pada tahap pengimplementasiannya, antara lain salah memahami daya
tarik suatu industri, tidak ada keunggulan kompetitif yang nyata, mengejar
posisi kompetitif yang tidak terjangkau, mengompromikan strategi pertumbuhan,
kegagalan dalam mengkomunikasikan strategi perusahaan secara terbuka kepada karyawannya.
2. Perusahaan
kecil dalam lingkungan perusahaan
Cara memasuki perusahaan kecil ada tiga cara yaitu :
Dengan
meneruskan usaha orang tua contoh orang tua kita mempunyai usaha warung
makan. Begitu orang tua sudah tua maka yg meneruskannya adalah
kita.
Membeli
perusahaan yang telah ada.
dengan
cara memulai usaha yang sama sekali baru.
3. Perkembangan franchising di Indonesia
Waralaba
atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah
hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layananan. Sedangkan
menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan
yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang dan jasa.
A. kiat-kiat
memilih usaha dengan cara waralaba ( franchising )
Menurut
ketua asosiasi franchise indonesia (afi) anang sukandar, ada kiat-kiat tertentu
dalam memilih usaha waralaba yang baik. Bisnis waralaba yang baik adalah usaha
yang dibutuhkan sehari-hari yaitu makan, minuman, pendidikan, salon, bengkel,
bidang ritel, tea franchise.
Selain itu, anang mengatakan ada beberapa daerah yang berpotensi mengembangkan produknya untuk waralaba seperti di jawa tengah dan jogja makanan dan batik, bali dengan produk kerajinan kayu dan pakaian.
Selain itu, anang mengatakan ada beberapa daerah yang berpotensi mengembangkan produknya untuk waralaba seperti di jawa tengah dan jogja makanan dan batik, bali dengan produk kerajinan kayu dan pakaian.
Anang
juga mengingatkan agar para pemodal franchise tea sebaiknya berhati-hati dalam
menentukan mengambil peluang usaha melalui waralaba seperti franchise teh.
Mengingat sekarang ini sering terjadi kerancuan antara waralaba (franchise)
dengan business opportunity (bo).
Konsep waralaba franchise teh yang secara legal dan dalam pp no 42 tahun 2007 dijabarkan bahwa waralaba teh harus terbukti benar-benar menguntungkan, selain itu proses aplikasi bisnisnya mudah diterapkan dan diajarkan kepada pengambil pewaralaba dan lain-lain.
Konsep waralaba franchise teh yang secara legal dan dalam pp no 42 tahun 2007 dijabarkan bahwa waralaba teh harus terbukti benar-benar menguntungkan, selain itu proses aplikasi bisnisnya mudah diterapkan dan diajarkan kepada pengambil pewaralaba dan lain-lain.
B. Jenis-jenis
usaha yang diwaralabakan
Produk
dan jasa otomotif
Bantuan
dan jasa bisnis
Produk
dan jasa konstruksi
Jasa
pendidikan
Rekreasi
dan hiburan
Fastfood
dan take away(makanan siap saji)
Stand
makanan/foodstall
Perawatan
kesehatan,medis dan kecantikan
Jasa
membersihkan rumah
4. Ciri-ciri Perusahaan kecil
1. Kekuatan dan kelemahan
perusahaan kecil
Fakta
menunjukan, banyak wiraswastawan memulai aktivitasnya dalam perusahaan kecil
sebelum akhirnya berkembang menjadi besar. Berbagai bidang usaha memberikan
kesempatan usaha, tingkat perolehan keuntungan, maupun tingkat reiko yg
berbeda-beda. Terlepas dari bbidang usaha yang dipilih, sebagaimanna dijumpai
pada hampir semua kondisi, perusahaan kecil juga memiliki kekuatan dan
kelemahan. Kekuatan perusahaan kecil terutama berkenaan dengan kebebasanya
untuk bertindak dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan setempat. Sebaliknya
kelemahan perusahaan kecil terutama berkaitan dengan spesilalisasi, modal dan
jaminan pekerjaan terhadap karyawannya.
2. Keuntungan Perusahaan kecil
Kebebasan
dalam bertindak mengacu pada flekksibilitas perusahaan dan kecepatanya dalam
mengantisipasi perubahan tuntutann pasar. Hal ini lebih dimungkinkan pada
perusahaan kecil karena ruang lingkup pelayanan relatif kecil. Sehingga penyesuaian
terhadap adopsi teknologi yang sesuai denagn kebutuhan pasar dapt dilaksanakan
denagn cepat.
3. Kelemahan perusahaan kecil
Perusahaan
dengan ukuran apa saja (besar,sedang, maupun kecil) selalu mengandung
resiko,disamping keuntunganya. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh
perubahan situasi, perubahan ekonomi, persaingan
dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang terutama adalah modal
dan jaminan pekerjaan bagi karyawannya.
C.
Cara-cara mengembangkan
perusahaan kecil
Penyebarluasan
dan pengembangan minat berusaha
Pemberian
bantuan kredit dari bank dengan syarat lunak bagi para perusahan kecil
Peningkatan
keterampilan angkatan kerja dengaann perluasan kesempatan kerja
Perbaikan
personalia perbankan
Membentuk
sentra industry kecil di pedesaan
Pembatasan
investasi pada industry padat modal
Pemerintah
melalui departemen terkait menyediakan fasilitas
5. Kegagalan
Perusahaan Kecil
Sebagian
kegagalan telah disebutkan seperti kuranngya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya modal dan
promosi penjualan, ketidak mampuan untuk mengatasi piutang yang macet,
pennggunaan teknologi yang sudah ketinggalan jaman dan lain-lain.
Perbedaan antara
kewirausahaan dan bisnis kecil
Kewirausahaan
adalah suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang
dapat diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat di gali
dengan rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek perbedaan dengan bisnis
kecil dalam penanganannya karena dalam berbagai tempat diakui keberadaan pengusaha
kecil terkait dengan kewirausahaan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan :
Kewiraswastaan
merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri dengan memanfaatkan
peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang
inovatif sehingga usaha yang dikelola menjadi besar dan mandiri tidak
bergantung pada pemerintah atau pihak-pihak lain dalam menghadapi tantangan
atau persaingan.
Saran :
Seorang
kewiraswastaan bukan saja dituntut untuk berani mengambil resiko tetapi juga
harus kreatif dan inovatif agar dapat mengembangkan usahanya dalam menghadapi
berbagai tantangan persaingan.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad,
M, H, Christine , Nurlela, Sugiarto, Y.E.F, Paulus. 2000. Pengantar
Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar